Pemerintah membatasi mobil yang
mengunakan premium itu sesungguhnya bisa menyehatkan mobil Anda. Sebab,
secara teknis, desain mobil berkapasitas di atas 1000 cc diseting
mengunakan bahan bakar dengan Research Octane Number (RON) di atas 90.
Nilai RON premium itu cuma 88. Sedang pertamax 92.
Mari
kita ambil contoh mobil Xenia. Mobil sejuta umat dari Daihatsu ini juga
sejak awal diluncurkan sudah harus menggunakan Pertamax. Sebab jika
tidak akan mengganggu performa mesin. “Dengan Pertamax pembakaran akan
lebih sempurna,” kata Head Domestic Marketing Divison, Astra Daihatsu
Motor (ADM), Rio Sanggau. Xenia itu memiliki kapasitas mesin 1.000 dan
1.300 cc.
Tapi, meski disarankan menggunakan Pertamax, tidak
membuat Xenia tidak bisa menengak Premium. “Kami seting bisa menggunakan
Premium dan Pertamax. Tapi itu kembali lagi ke konsumen,” katanya.
Pilihan mana yang Anda ambil sangat berpengaruh terhadap nasib mesin
mobil Anda.
Menurut Rio, keharusan Xenia menggunakan Pertamax
sejak awal diluncurkan merupakan salah satu upaya Daihatsu menyambut
standar gas buang atau emisi Euro 3 pada 2014. Euro 3 merupakan salah
satu standar emisi hidrokarbon dan karbon monoksida bagi kendaraan baru
yang dapat diterima di negara-negara Uni Eropa. Selama ini pemerintah
baru menerapkan standar Euro 2.
Managing Director Ford Motor
Indonesia Bagus Susanto juga mengatakan seluruh produk-produk Ford yang
ada saat ini sudah mengharuskan menggunakan Pertamax. “Kalau mereka
menggunakan Premium bisa saja. Tapi ada yang dikorbankan. Salah satunya
adalah faktor performa. Kemungkinan kedua jika diteruskan faktor ngelitik atau knocking di mesin,” katanya.
Menurutnya ngelitik terjadi
ketika bahan bakar pada mesin kurang sesuai. Sehingga pembakaran yang
seharusnya sempurna, menjadi tidak sempurna. Jadi, lagi-lagi pilihan
tergantung Anda sendiri.
Kepala Bengkel Plaza Toyota, Parman
Suanda, mengatakan bahwa pengunaan Pertamax sangat beralasan. Sebab,
jika bahan bakar yang digunakan beroktan rendah, otomatis akan
mengurangi kemampuan mesin.
Oktan di BBM adalah angka yang
menunjukkan berapa besar tekanan maksimum yang bisa diberikan di dalam
mesin, sebelum bensin terbakar secara spontan. Di dalam mesin, campuran
bensin dan udara (berbentuk gas) bisa terbakar sendiri sebelum terkena
percikan api dari busi.
Jadi, kata dia, semakin kecil angka
oktannya, semakin lama bensin itu terbakar spontan. Pembakaran yang
tidak spontan ini yang menimbulkan gejala ngelitik di dalam mesin.
Akan
tetapi jika nilai oktan semakin tinggi pembakaran akan bisa lebih
sempurna. Karena bahan bakar bisa dimampatkan hingga tekanan paling
tinggi sebelum diledakkan api dari busi.
No comments:
Post a Comment