Monday, July 30, 2012

Penyakit Aids


AIDS merupakan sekumpulan penyakit sebagai dampak dari melemahnya sistem kekebalan tubuh. Kekebalan tubuh dapat melemah karena mendapat serangan dari HIV (Human Immunodeviciency Virus).


Struktur virus HIV


Perhatikan Gambar 11.10. Virus ini mampu menyerang dan merusak sel darah putih sehingga kemampuan tubuh dalam memerangi kuman penyakit menjadi berkurang. Orang yang terinfeksi virus HIV tidak selalu dikatakan positif mengidap penyakit AIDS tetapi bisa saja hanya sebagai pembawa (karier).

HIV dapat ditularkan oleh penderita ke orang lain melalui darah atau semen (sperma) dan cairan vagina. Apabila orang yang sehat melakukan hubungan seksual dengan orang karier

HIV maka besar kemungkinan akan tertular virus HIV. Selain dengan hubungan seksual, virus HIV juga dapat menular dari ibu yang terinfeksi kepada bayi yang dikandungnya melalui plasenta.

Jarum suntik yang dipergunakan secara sembarangan juga berpotensi menjadi sarana penularan virus HIV. Hal ini dapat terjadi apabila seorang pengidap virus HIV menggunakan jarum suntik yang selanjutnya digunakan kembali oleh orang lain. Biasanya ini terjadi pada orang-orang pengguna obat-obat terlarang yang menggunakan jarum suntik secara bersama-sama. Jarum suntik yang telah dipakai dapat terkena darah orang yang memakainya, sedangkan darah dapat menjadi sarana penularan virus HIV.

Pencegahan dapat dilakukan dengan memakai kondom saat berhubungan seks, selalu menggunakan jarum suntik yang steril dan berhati-hati pada saat melakukan transfusi darah.


HIV menginfeksi sel yang permukaannya terdapat molekul CD4 sebagai reseptor. Infeksi dimulai ketika glikoprotein pada HIV membentuk tempelan ke reseptor CD4. Virus masuk ke sel dan memulai replikasi (memperbanyak diri). Sel terinfeksi dapat menghasilkan bentuk virus yang baru. Sel T menjadi target utama dari virus ini, sehingga efek utamanya adalah pada sistem imun. Selanjutnya sel-sel lain yang memiliki CD4 (beberapa makrofag), subklas sel B, juga dapat terinfeksi. Perhatikan Gambar 11.11.


Penurunan konsentrasi sel T seiring dengan bertambahnya waktu infeksi HIV


Sebenarnya pada awal-awal terjadi infeksi, sistem imun masih bekerja dengan baik sampai beberapa tahun. Akan tetapi sistem imun dalam tubuh menurun seiring dengan terakumulasinya varian baru dan antigen yang berbeda. Gambar 11.12 berikut dapat memperjelas apa yang sudah dipelajari sebelumnya.


Infeksi HIV pada sel T


HIV menempel ke reseptor CD4 pada permukaan sel T dan masuk sel secara endositosis, kemudian memperbanyak diri. Selanjutnya keluar dari sel T dengan cara melisiskan sel atau dapat juga dengan cara eksositosis.

Setelah masa delapan tahun terinfeksi maka penderita HIV dapat menderita AIDS, dan mudah terserang penyakit jenis lainnya, seperti tuberculosis, kanker, melemahnya ingatan, dan kehilangan sistem koordinasi tubuh.

Mengapa orang yang terinfeksi virus HIV baru dapat mengetahuinya setelah beberapa tahun? Hal ini karena selama kurang lebih 8 tahun setelah terinfeksi HIV, penderita tidak merasakan gejala sakit. Virus HIV bersifat dorman dalam tubuh manusia, tetapi apabila berhubungan seks dengan orang lain, maka virus ini akan tertular pada orang lain.

Seseorang dapat mengetahui apakah terinfeks atau tidak dengan melakukan tes darah dan cairan tubuh. Harus diperhatikan juga bahwa HIV tidak ditularkan melalui kontak fisik.

Virus HIV akan cepat mati apabila berada di luar tubuh manusia, sehingga untuk dapat menular pada manusia lain, sperma, cairan vagina, dan darah harus segera berpindah pada tubuh orang lain tersebut.

Penanggulangan terhadap penyakit AIDS sudah banyak dilakukan. Pengobatan yang dilakukan pada dasarnya bertujuan untuk mengurangi penyakitnya dan sulit untuk menghilangkan penyakit AIDS. Oleh karena itu kita sebaiknya selalu berhati-hati agar tidak tertular virus HIV.

sumber -www.sentra-edukasi.com

No comments:

Post a Comment